Sang pangeran

Tengah malam saat yang paling enak membuka blog, saat sepi saat hanya terdengar suara kipas, maklum perumahan gak ada lubang angin jadi panas. Mencoret coret draft disaat mood menulis lagi bagus bagusnya. Hayooo hajar menulis. Semangat Nurul pasti bisa. Saat saat sepi aku membutuhkan sate padang pasti enaaaak apalagi kalau ada pangeran yang memberikan. Halah, mulai deh ngayal. Ya mana tau pangeran yang kece, yang baik yang setia, yang sayang keluarga, yang mau menjadi imam yang baik, yang bertanggung jawab. Ini cerita pangeran atau sate sih?

Cerita pangeran aku jadi ingat saat saat aku kecil dulu yang sanggup buat aku senyum sendiri dan akhirnya tertawa sendiri.  Duluuuu sekali aku menganggap bahwa laki laki itu wajib memiliki nama Muhammad didepannya. Karena aku tau abangku memiliki nama Muhammad di awal nama dia. Jadi aku mikirnya ya semua laki laki akan memiliki nama depan yang sama. Sampai akhirnya aku bertekat tidak akan bersedia mengenal laki laki tanpa nama depan muhammad. Disaat aku sekolah dulu, aku benar benar lurus dan lempang pendirian itu. Ada yang mendekat lihat nama oh nooo..hus kamu gak masuk kriteriaku. Silahkan pergi. Ambil jejak kamu. Kutip semuanya.. hahahah aduh bodoh sekali. Bodohnya keterlaluan. Aku menyadari kebodohanku ini saat smp. Baru aku sadar kalau itu salah. Emang parah akunya..

Komentar

Postingan Populer