Buku

Setelah aku perhatikan dan ku amati,banyak eh gak deng beberapa buku yang hilang dari tempatnya. Baru aku sadari. Mana buku kesayangan hilang tanpa jejak. Aduh aku nangis nangis darah deh kayaknya hari ini. Kalau dijual lagi mana mungkin itu cetakan kapan, aku pun lupa judulnya. Tapi aku ingat jalan ceritanya. Mamaaaa... lari kemana harta karunku. Buku adalah harta karunku, saat aku sedih bukulah yang menemaniku, bukan gebetan apalagi pacar. Nooooo.... saat aku bosan, buku selalu aku pegang. Kalau gak baca buki satu hari aja kayak ada yang kurang. Huuuhuhuhuu... makanya di tempat tidur aku ada beberapa buku. Kalau mama sih gak kaget.

Ini sih memalukan tapi pernah terjadi. Pada saat aku jalan jalan sama ya gak usah di bilang itu siapa. Tapi dari masa lalu, aku dari toko buku. Karena aku ngebet mau baca, ya udah. Pas abis pesan makanan aku pun membuka buku yang aku beli di toko buku tadi, aku pun tenggelam dalam dunia aku. Tiba tiba
" mas ini pesanannya.."
" makasih ya mbak.."
      Aku baru ngeh kalau aku itu lagi sama..hahahah ya ampuuun lumayan lama aku mencuekin anak orang tanpa dosa. Aku nyengir aja, antara malu plus salah tingkah. Emang dia tau tentang aku, tapi kan itu saya lagi ngedate. Gak sopan dong cuekin orang sampai segitunya...hahahaha..ya maafkan daku untung aja baik aku gak di tinggalin gitu aja.

     Masih soal buku, aku suka mengobrak abrik buku yang lagi sale, aku pernah dapat buku bagus dengan harga yang suuupeeer terjangkau. Kasihan penulisnya. Buku bagus diletakkan di sale yang harganya lebih mahal semangkuk bakso. Padahal aku tau betapa sulitnya mencurahkan pikiran, merangkai apa yang ada di pikiran kita menjadi kata kata yang indah, yang bagus. Yang akan dibaca oleh pembaca. Gak gampang itu loh. Aku mengakui hal itu dengan pahit. Sampai detik ini, aku pun belum berani mengambil keputusan untuk menulis buku. Itu salah satu cita citaku tapi rasanya belum pantas. Terlalu banyak kendala yang aku hadapi. Jadi cukuplah blog ini. Nanti soal buku, kita pikirkan kita baca buku buku yang selama ini ada. Kita baca bagaimana dia menyampaikan pesan melalui kata kata, bagaimana dia memainkan kata kata itu supaya menarik, bagaimana menyampaikan pesan melalui kata kata. Tujuannya apa dan sekutunya. Pokoknya dari yang kecil sampai yang gede itu harus di pikirkan. Saya jadi migran. Sandaran mana sandaran. Tapi itulah menulis ada seninya.

Balik lagi ke buku, aku pernah memasang wajah sendu agar aku di belikan buku kesukaan. Mama bilang buku udah banyak kok masih aja beli lagi. Mama gak tau semua buku udah aku baca, bahkan aku udah hapal jalan ceritanya. Hehe..

Komentar

Postingan Populer