Cerita para lajang: makan sendiri, masak sendiri

Yaa..udah miriplah sama lagu Caca Handika (kalau aku gak salah nulis namanya), hehe. Makan makan sendiri. Tapi bukan itu ceritanya. Saat aku udah bisa masak masakan sederhana. Aku pun menstop catering yang selama ini menjadi langganan aku. Ssst pemilik cateringnya juga udah tidur panjang. Tapi sebelum pemilik catering itu tidur panjang. Aku juga udah masak sendiri. Belajar mandiri kata mama. Asin, manisnya masakan kan kita yang rasakan sendiri. Ya sekalian belajar mana tau dapat mertua yang mewajibkan mantunya tau tentang rumah kan gak malu maluin kata mama lagi. Kok jadi horor bahas mertua ya. Ah skip aja. Bahas yang lain. Hehe..

Jadi saat masak itulah aku baru tau, dibalik sepiring makanan itu ada banyak cerita yang selama ini kita gak pernah tau. Bagaimana sulitnya mencari ide apa yang mau dimasak, setelah tau mau masak apa, mencari  bahan makanan yang pas untuk dimakan. Mengolahnya menjadi sepiring makanan. Terkena irisan pisau, panasnya percikan minyak panas belum lagi kalau samlah ambil di cium kuali panas. Rrrrr...tapi ada hikmahnya aku masak sendiri. Aku jaaaaaauh lebih menghargai makanan. Seperti memakannya tanpa complain yang berlebihan. Dan gak terlalu mempermasalahkan soal rasanya. Cukuplah aku tau ada sepenuh hati dibalik sepiring makanan yang ada di hadapanku.

Komentar

Postingan Populer