Vitamin R
Dulu aku pemalu, karena satu hal yang buatku menjadi pemalu. Aku gak pede dengan apa yang aku miliki, seakan akan aku gak bersyukur dengan pemberian Allah. Aku merasa, kekurangan aku menjadi olok olokan orang lain dan itu benar, mereka masih saja mengolok olok aku sampai detik ini. Walau aku gak seperti dulu, sakit hati tapi tetap saja mereka begitu. Tapi sekarang, aku lebih memilih untuk tersenyum saat mereka bertanya. Mereka mempertanyakan kenapa aku gak bisa bilang R? Dan mereka meminta aku untuk mengatakan ular melingkar di pagar. Aku dulu, langsung bungkam dan merajuk. Karena aku merasa mereka mempermainkan aku, seakan akan aku adalah bandut yang sedang memghibur mereka. Dan aku akan menandai orang orang yang mengolok olok aku, biasanya aku gak akan membalas sapaan mereka. Mau mereka manggil sampai suara mereka habis, mau mereka jungkir balik aku gak akan menoleh. Tak jarang aku menggunakan kekerasan untuk menghukum orang orang usil. Biasanya mereka meringis kesakitan. Ada yang kapok, ada yang gak. Gak kapok ya hajar lagi. Mereka bicara pakai mulut. Aku bicara dengan tangan. Edaan.
Aku gak mengerti, kenapa aku jadi bahan ejekkan mereka, aku gak bisa bilang R tapi mereka tau apa yang aku maksud? Lucu menurut kalian? Letak lucunya dimana. Dan yang buat bete, yang usilin aku itu yang dekat sama aku, dalam artian masih keluarga besar, itu yang menyakitkan, keluarga aja menganggap begitu. Apa lagi orang lain, butuh waktu yang gak sebentar menerima dan memaafkan. Dan aku menganggap mereka yang patut dikasihani, lihatlah, mereka lagi nyari perhatian. Kasiiiaan...
Saat aku berkenalan dengan orang, aku melihat reaksinya, kalau dia mempermasalahkan apa yang aku anggap aku kurang, aku akan memblacklist mereka dari pertemanan. Aku akan menanggapi seadanya dan yaaa semampuku. Kalau gak mau aku tanggapi. Ya cuekin aja. Hehe..
Tapi aku sadar, dan aku mengerti. Gak selamanya hal yang menurut aku kurang, tapi ada kalanya menjadi nilai tambah aku tersendiri. Pada saat aku belajar bahasa inggris, disaat teman teman aku kesulitan mengucapkannya, aku dengan mudahnya melafalkannya, dan mereka yang selalu mengolok olok aku dulu, meminta bantuanku. Lihatlah, kekurangan yang selama ini menjadikan ku orang yang minder dan pemalu, justru meminta tolong aku. Daaan aku menyadari bahwa setiap dari kekurangan kita paasti ada kelebihan kita.
Pada saat aku melihat televisi, ada orang yang tidak memiliki tangan dan kaki dari lahir, dia seperti orang normal. Melakukannya sendiri. Gak minder dan mau usaha, itu pukulan terberat buatku yang selama ini galau karena vitamin R itu. Dan aku makin sering menonton orang yang fisiknya terbatas tapi mampu melakukan hal yang tak terbatas. Ini motivasi terbesar aku untuk gak malu lagi, aku pede dengan diriku.
Saat ini, saat orang memandang aku karena vitamin R itu, aku cukup tersenyum. Tidak berkomentar apalagi memukul. Allah sudah menakdirkan umatNYA untuk selalu bersyukur. Karena kekurangan kita gak ada apa apanya dari kekurangan orang lain.
Komentar
Posting Komentar