Belajar dari Ratu

Aku ingin bercerita tentang seorang perempuan cantik, terbiasa menjadi Ratu yang tidak pernah susah. Selalu senang, hidup tanpa hambatan yang berarti, di kelilingi orang yang sayang sama dia. Barang barang mahal bukan hal yang baru bagi Ratu itu. Kehidupan yang serba lebih, membuatnya suka menghambur hamburkan uang. Dia menganggap, dengan barang barang mahal ini dia akan lebih berkelas. Nyaris sempurna. Tapi, kelakuan yang tinggi hati membuat orang muak dengan perempuan cantik ini. Mungkin dia terbiasa di layani dan menganggap semua orang bisa dia perintah. Perintahnya tidak boleh di bantah. Ratu yang tinggi hati, enggan tersenyum kepada pelayan pelayannya, tapi hanya satu pelayan yang dia sayangi. Roda pasti berputar. Karena satu hal, keuangannya istana goyah. Mau tak mau, aset dijual hingga tersisa uang yang tak lebih dari harga baju yang biasa dia kenakan sehari hari.

Hari itu juga, dia memecat seluruh pekerja istananya. Dengan berat hati pula, dia berpisah dengan pelayan yang selalu setia dengannya. Dia sangat sedih, apa boleh buat, dia tidak sanggup menggaji pelayan itu. Dalam waktu singkat, dia harus berpikir keras. Dia harus mencari tempat tinggal dengan uang seadanya. Akhirnya setelah susah payah, dia mendapatkan tempat tinggal yang sangat tidak layak untuk seorang Ratu. Tapi dia bersyukur, dia masih dapat tempat tinggal. Saat dia di tempat tinggal yang baru, perutnya lapar, dengan uang sisa, dia mencari makanan. Dia ingat, saat di istana dia membuang makanan dengan alasan tidak enak. Dia menyesal telah melakukan hal itu. Baru kali ini, dia makan sesederhana itu, tapi dia lahap menghabiskan makanannya. Tidak ada menu mewah, tidak ada buah buahan lezat. Tapi dia sangat menikmatinya. Tibalah dia membaringkan badannya. Rasa ngantuk dan letih menghampirinya. Dia pun membaringkan badannya. Hanya kasur tipis dan selimut lusuh yang menemaninya. Dia ingat, dulu dia tidur di kasur yang empuk, memiliki pendingin ruangan tapi tetap mengeluh dan menggerutu. Pagi harinya, dia bangun..mandi di wc umum. Pagi pagi antrenya sudah panjang. Dia ingat saat di istana, dia mandi dengan mudahnya. Sabun mewah dan mahal selalu dia pakai. Dia menyesali tindakan yang selama ini dia ambil.

Ratu pun memulai hidupnya yang baru. Dengan baju sederhana, dia memulai pekerjaan yang selama ini hanya jadi perintahnya. Seperti mencuci baju dan piring kotor. Karena tidak terbiasa, dia menemui banyak kesulitan. Dia pun mulai menghargai jerih payah orang lain. Ratu pun mencari pekerjaan. Uang makin menipis, dia harus bekerja supaya bertahan hidup. Kerasnya dunia di luar istana di rasakan Ratu. Dia mulai menghargai hidup dan kehidupan. Di mulai dari yang kecil, ratu pun mulai tersenyum saat menyapa orang lain. Menganggap bahwa kehidupan ini adalah sekolah termahal yang pernah dia pelajari. Tapi bersyukur, mata batinnya mulai terbuka. Hingga dia terbiasa dengan hidup terbatas. Hatinya lebih lapang, pikirannya terbuka.

Dia tidak malu mengakui keadaan dia sebenarnya sekarang ke teman istana dia. Dia berlapang hati menerima cemoohan dari teman teman istana. Baginya, kehidupan saat ini lebih bermakna dari yang dulu. Dia lebih bahagia dan lebih tau tujuan hidupnya. Menganggap cemoohan temannya itu angin lalu.

Kini, tidak ada lagi Ratu yang angkuh. Tapi kini perempuan yang tangguh menghadapi kerasnya hidup, yang menghargai hidup dan tau tujuan hidupnya. Wajahnya pun makin cantik karena selalu menyunggingkan senyum yang penuh ketulusan hati.

Komentar

Postingan Populer