Ditengah pesta kemarin

Pada saat pesta sepupuku kemarin, aku menjaga meja hidangan. Di sela sela menjaga meja hidangan, tak sengaja aku melihat Papaku berdiri tidak jauh dariku, dan memunggungiku. Aku memandangannya sambil mengelap piring yang basah, ada rasa yang tiba tiba menggelitik, yang entah kenapa mampir di pikiranku pada saat pernikahan sepupuku ini. Sesaat, acara lap melap piring terhenti beberapa detik. Saat aku melihat Papaku memakai jas yang rapi, saat itulah aku bergumam..mungkin Papa gak pernah mengatakan ingin melihat anak anaknya seperti sepupuku saat ini, mungkin hanya dalam angan angannya saja. Papa gak melihatku, karena Papa tepat di belakanganku. Aku melihatnya yang agak lama memandang pelaminan yang sedang di duduki sepupuku. Ada rasa yang buatku agak lain. Mungkin ini keinginan terpendamnya. Tapi kalau aku pribadi, aku belum punya gambaran. Bukan gak mau, tapi aku belun siap. Itu yang aku rasakan. Aku pun berdoa, mudah mudahan salah satu dari abangku cepat menemukan jodohnya. Amin. Sabar ya Pa, pasti ada masanya kami seperti sepupu kami itu.

Aku membuang muka lebih baik lihat yang lain, mengedarkan pandangan, tiba tiba...jreeeeng mantan pacar abangku datang. Aku berpikir keras, akhirnya ingat ya dia kan teman sepupuku. Jadi ingat kelakuan saat dia masih jadi pacar abangku. Udah ah, lupain aja. Hehe..wajar dia datang. Lagi pula siapa aku melarang dia datang. Hahaha..ada ada aja. Aku juga melihat seseorang yang berkata sengau pada saat aku kuliah dulu, dia kok datang. Akhirnya aku ingat dialog pada saat di parkiran dulu. Iya ya, biniknya kan teman kuliah sepupuku. Hehehe.. aku pun melanjutkan melap piring yang sempat tertunda. Pada saat melap piring, datanglah tamu. Aku pun menyambutnya dengan senyum manis, meletakkan piring yang sedang aku lap, memberikan sepasang sendok garpu dan tisu tak lupa juga piring yang bersih. Mempersilahkan mereka mencicipi hidangan yang tersedia. Tamunya berlalu, lanjut lap piring lagi. Hehe...tapi ada aja tamu yang super bersih, piring yang di lap, di lap balik sama dia dengan tisu. Atau piringnya di lihatin sebelum mengambil nasi. Mungkin dia berpikir kalau piring yang di rumah belum di cuci. Entahlah, yang pasti aku akan tetap tersenyum menyambut mereka. Karena tamu adalah raja. Sekiaaan...

Komentar

Postingan Populer