Infusku yang terlalu dramatis
Aku pernah sakit pada saat masih sekolah dasar, tapi aku paling parno sama jarum. Mau jarum jahit kek, sampai jarum infus. Padahal aku udah pucat, udah lemas gak berdaya begitu melihat jarum infus, aku pasang tampang aku baik baik aja, sehat dan gak butuhkan infus. Sayang, wajahku yang pucat gak bisa di bohongi sama sekali. Dengan bujuk rayu perawat yang ada di situ. Aku berontak sekuat tenaga, gak peduli di situ rame. Aku berontak dan berontak. Saking noraknya aku tendang entah apa, entah perut entah lengan perawat. Perawat nyerah padahal gak cuma satu. Akhirnya dokter yang piket pada saat itu, mendatangiku, membujukku aku tetap gak bergeming. Aku tetap berontak. Dokternya gak sendiri ada perawat lain yang membantuku. Terjadi keseruan antara aku, dokter dan perawat. Sampai akhirnya aku mengiyakan di infus. Jujur aku lupa kenapa aku bisa mengiyakan pada saat itu. Tapi cukup lama aku menolak untuk di infus. Saat aku di bawa dengan ranjang dan di dorong oleh perawat aku parno sendiri dengan ranjang yang aku gunakan. Maklum korban tv tayangan horor, jadi gitu kebayang yang serem serem. Aku sampai juga dengan ruangan aku menginap. Yup, akhirnya aku resmi jadi pasien rumah sakit. Entah emang aku biasa tidur siang, entah karena capek berteriak, menunjang, memukul apa yang bisa aku pukul, aku ketiduran. Saat aku bangun, ada Wawak dari pihak Mama yang menemani aku. Sayang padahal saat itu aku butuh di dekat Mama. Ssst pada saat itu pun kedua Abangku juga sakit. Ya kami sakit massal. Satu kampung sakit keracunan makanan. Masuk tv pula itu. Aku juga lupa entah malam itu juga entah besok malam aku cabut infus, tapi yang pasti pada saat infusku malam di cabut dan teman temanku belum ada yang sembuh. Aku udah keliling ke rumah sakit. Malam malam sendirian masih kecil. Sampai perawat yang mencabut infusku geleng kepala karena lihat anak aneh ini. Aku ingat katanya katanya baru sembuh kok udah jalan jalan. Ya aku nyengir aja. Aku bosa sama ruanganku. Alasannya terlalu rame, aku bosan aroma obat yang tanpa henti di ruangan aku. Makanya aku kemana mana. Cari udara segar. Pada saat pagi tiba, ada yang lebih nyeleneh lagi, pada saat ruangan di bersihkan aku bukannya duduk manis tapi aku keluar ruangan. Pada saat visit dokter pagi aku baru menyadari dokternya lewat di depanku. Sempat terdengarku dokter bertanya apa semua pasien di ruangan masing, aku buru buru masuk ke ruangan. Tapi ku biarkan rombingan dokter masuk keruangan pertama. Mbak mbak office girlnya ngomel karena aku keluar di saat dokter mau datang. Untung aja ruangan aku paling ujung jadi pada saat dokternya ke ruangan pertama aku udah keruangan aku. Pada saat giliran aku di periksa, sepertinya dokternya mengernyit dahi seperti gak asing dengan wajahku. Aku pasang wajah gak ada apa apa. Dia bertanya sebentar apa aku baikan dan aku jawab aku baikan. Dokter mengatakan aku segera sembuh dan akan di izinkan pulang. Duh mendengar aku aka pulang seperti mendengar kata dari surga. Ah makin semangat aku untuk sembuh. Dokternya hilang dari pandangan, cuuus aku pergi jalan jalan lagi. Diruangan sumpek banget. Hehe..
Komentar
Posting Komentar