Hembusan angin sunyi sebatang pohon

Dulu pohon sangat primadona, terutama pohon buah buahan. Tempat orang berteduh saat anak anak bermain dengan teman sebayanya, atau di panjat untuk mengambil buahnya yang sudah ranum. Dan aku salah satu generasi hobi piknik eh bukan generasi hobi manjat pohon. Ada yang main lompat tali, ada yang main lompat tali, engklek, guli, patok lele. Permainan tradisional selalu menjadi primadona di bawah pohon yang rindang itu. Aku bahkan masih ingat, demi gak sekolah ngaji, aku bersembunyi di balik pohon jambu. Hahaha..nakal aku ternyata. Musim panen buah adalah momen yang paling menyenangkan karena bisa memakan buah gratis plus main main. Rasanya dunia milik kami, ya itu rasa kami entah ya rasa orang lain. Kalau musim panen buah, hal yang paling menggembirakan, selain buah gratis itu, berkumpul bersama teman teman berebutan buah itu sangat menyenangkan.

Sayang banget, pohon sekarang sepi, gak kayak dulu. Udah jarang anak anak main di bawah pohon. Buah yang ranum pun di biarkan membusuk tanpa ada yang berminat mengambilnya. Kemanalah generasi generasi masa kini? Sibukkah mereka dengan smartphone, tab atau game on line mereka. Entahlah, pohon ini seperti kesepian, padahal pohon ini dulu menjadi primadona. Demi memanjat pohon ini, anak anak pada suit agar bisa menentukan siapa yang paling berhak memanjat terlebih dahulu. Masa kecil yang indah.

Kini sebatang pohon itu sudah tua, mungkin juga karena buahnya gak pernah di ambil lagi, sehingga buahnya hanya menjadi sampah yang membusuk ketika saat musim buah, menimbulkan aroma yang tak sedap di hirup, akhirnya pohon itu di tebang. Sedih memang, yang tersisa hanya potongan batang yang menjadi kenangan kenangan anak kecil terdahulu. Terbayang saat masa jayanya pohon ini, celoteh anak kecil, suara tepuk tangan, suara suara riang itu hanya kenangan. Generasi sekarang lebih memiliki dunia sendiri. Dan itu bukan sekedar di bawah pohon seperti dulu. Tapi di dunia maya.

Komentar

Postingan Populer