Korban dan pelaku
Pernah gak di situasi yang sama kita menjadi dua orang yang berbeda. Misalnya gini, dulu aku pernah di bully sama teman aku dan aku pun menjadi pelaku bully di lain kesempatan. Hahaha ruwet ya. Saya jelasin satu persatu. Dulu aku pernah kalau bahasa kerennya di bully sama orang di kata katain yang gak gak sama orang terus aku sedih. Aku jadi korban bully orang lain. Huhuhu. Sayang, aku juga kadang suka kelewatan. Nah sahabatku ini sering aku bully, sebut saja nama Erni Sayanti Sinaga, nah loh...hehe kalau disini akulah pelakunya. Pelaku bully itu. Andai aja aku lebih peka, dan peduli aku kan tau rasanya di bully itu seperti apa, kenapalah aku harus berbuat sama. Bukankah kondisinya jauh lebih menyedihkan aku. Karena tau rasanya bully kok malah bully orang lain. . Hehe.. mudengkan? Pernah gak dalam situasi seperti ini.
Banyak sih satu kejadian kita berada di dua sisi yang beda. Bisa aja kita di posisi negatif, atau posisi positif. Contoh sederhana. Pernah gak bohong? Hayo ngaku..aku pernah kalau di hitung berapa kali aku bohong ya jujur saking banyaknya aku gak bisa hitung. Beneran. Apalagi kalau hitungnya dari lahir. Duh sampai kepala ubanan juga belum tau berapa ya. Nah aku pernah bohong soal aku udah mandi. Padahal aku belum mandi. Penyakit malas mandi ini kadang yaaa menyerang aku setiap hari minggu saat gak tau mau apa. Makan udah mandi belum. Oklah, aku mulai ngelantur. Nah aku kan bohong itu, terus di lain waktu aku di bohongi sama seseorang katanya uang udah di transfer cek saldo eh uang gak ada masuk. Gondok saia..haduuuh...pasti bawaannya senewen melulu. Setengah jam aku habiskan menggerutu tanpa henti. Sampai akhirnya ada yang menyadarkanku bahwa apa yang ku lakukan orang saat ini bisa aja kan aku pernah melakukan ke orang lain. Aku malah merenung apa yang aku buat orang lain selama ini. Jadinya malah aku introspeksi diri. Dan mulai mengatur emosiku. Pelan dan pasti emosiku mulai stabil dan aku mutuskan untuk makan. Ya lah, wong laper kok. Hehe...
Pesannya sederhana dan singkat jika kita disakiti orang lain, belajarlah seminimal mungkin untuk tidak menyakti orang lain. Kenapa aku bilang seminimal mungkin..karena tanpa kita sadari, dalam satu hari sedikitnya ada aja orang yang tersakiti dari ucapan kita, perbuatan kita. Jadi kita gak bisa 100% tidak menyakiti. Pasti ada aja. Jadi, berusahlah untuk tidak menggoreskan luka di hati orang lain.
Komentar
Posting Komentar