Banjir

Tadi pagi karena hujan aku telat bangun. Ya dingin makin tarik selimut, lihat jam eh udah jam segini. Aku masih tidur. Udah jam sembilan pagi aku masih belum apa apa. Aku buru buru bangkit, mandi, ganti baju dan belanja. Walau hujan aku kan tetap makan. Masak gak makan. Hehe..

Pas ke tempat beli sayur, banjir saudara saudara. Lumayan juga di atas mata kaki. Udah mau betis pun. Makin kedalam makin tinggi air yang masuk. Aku pun makin seru menggulung celana yang aku pakai. Biar gak basah. Eh..kelapanya gak ada. Abis. Aku tinggal belanjaannya disitu, aku cari kelapa dan tempat pertama tujuanku ya gak jauh dari situ ada penjual sayur juga. Sayang banget, kelapanya gak ada. Ke tempat kedua, gak banjir lagi. Hehe.. eh gak mau alasan karena tempat dia basah. Cari lagi. Alhamdulillah..dapat. 

Kembali ke tempat awal, ambil belanjaan dan menempuh banjir. Tapi udah gak setinggi yang tadi. Hehe..aku siap masak hujan pun berhenti.

Dulu, aku pernah kebanjiran saat kecil. Sebetis orang dewasa kalau gak salah. Aku menatap nanar air yang masuk kerumah. Apalagi kalau hujan tambah deras. Waduuuh kapanlah bisa di bereskan. Setelah beres, saatnya bersih bersih. Bersihkan rumah dalam keadaan banjir itu capeeeeeeknya ya ampuuun. Belum lagi mindahin perabotan yang basah. Haduh duh duh. Oh ya ada yang pernah cerita ke aku rumahmnya kebanjiran. Ya sama kayak aku di pandangin air yang masuk kerumahnya. Hujan berhenti baru beres beres.

Komentar

Postingan Populer