Jangan terlalu narsis
Disuatu pesta yang meriah, aku sedikit terkejut karena di kejutkan kehadiran dengan seorang wanita muda. Rambutnya ikal dengan aroma khas dari salon, giginya dihiasi dengan kawat gigi berwarna biru, make up yang agak tebal menghiasi wajahnya yang masih muda itu. Menyapaku dengan mengulurkan tangannya yang halus seraya menyebut namanya. Aku pun menyambutnya dan menyebut namaku. Disini awal bermula...
Kami semeja menjaga makanan yang kebetulan yang punya hajatan saudaraku sendiri. Jadilah kami semeja, dari awal aku jumpa aku kurang menyukainya karena terlalu dini dia memunculkan diri mengingat dia belum masuk dalam keluarga besar kami. Sebetulnya bukan itu masalahnya, ada yang lebih krusial dari itu. Dari awal aku jumpa dengannya dia terus terusan mengeluh capek, bosan, ngantuk, dan lain lain. Sepanjang menjaga meja dia terus terusan mengajakku bercerita padahal kami lagi menjaga meja dan merapikan makanan atau air mineral yang sudah habis atau melap piring yang basah. Tugas kami bukan cuma duduk manis aja. Tapi dia gak terlalu membantu karena dia pun seperti tertarik mainkan hp atau foto foto dari hpnya. Jadilah aku yang menjaga dan sesekali memanggil namanya jika aku sudah kerepotan tapi tetap memanggilnya dalam kondisi dia dengan dunianya.
Puncaknya ketika kami menjaga makanan dan salah satu makanan habis, dengan kekuatan penuh keyakinan tanpa ragu dia memanggil laki laki separuh baya yang kebetulan juga ada di tempat itu untuk membantu dengan sebutan "Ayah". Aku kontan melongo mengingat laki laki separuh baya bukan Ayah kandungnya. Otakku berpikir keras kok bisa panggil Ayah? Dan tidak lama kemudian wanita separuh baya lewat yang tidak lain istri dari laki laki separuh baya itu lagi dan lagi dia memanggilnya dengan sebutan Mama. Lah kok aku makin bingung... Kok bisa?
Sebenarnya aku malas menjawab pertanyaannya, cuma karena pertanyaannya sanggup menggelitik pikiranku dan membuatku sukses terpelongo sanking kagetnya aku pun meladeninya. Dengan raut wajah penasaran yang gak di tutupi sama sekali dia bertanya padaku bagaimana bisa aku disini? Dan hubungan apa aku dengan yang punya hajatan. Aku menjelaskan dengan detil kepadanya. Tapi raut wajahnya belum kelihatan puas. Dia bertanya lagi bagaimana hubungannya dengan mertuanya sambil mengarahkan pandangan ke wanita separuh baya tadi di panggilnya "Mama" yang melayani tamu. Aku pun bingung? Bagaimana bisa dia dengan pedenya memanggil mertua sedangkan dia sendiri belum menikah dengan anak laki laki wanita separuh baya itu. Dan aku sukses bengong yang kesekian kalinya mendengar celotehannya. Aku pun gak konsen mendengarkan ceritanya yang nurutku gak masuk akal karena mengingat mereka pacaran biasa. Seperti menginap dirumah laki laki itu sudah biasa. Lagi, aku bengong karena ceritanya. Sebagai pihak yang tau betul wanita separuh baya ini karena dia itu ada hubungan darah padaku, tentu aja aku kaget mendengar ceritanya yang "nyeleneh" itu.
Pesta usai..Saatnya kembali ke rutinitas. Mamaku bercerita tentang perempuan semeja denganku. Rupanya Mamaku pun tak luput dari wawancara dari dia. Mamaku bilang dia pede banget malah kepedean menganggap wanita separuh baya itu sebagai Mamanya. Kami menertawakan "kelucuan" wanita muda yang pedenya sudah keterlaluan nurut kami. Salah satu Sepupuku menunjukkan status bbmnya perempuan muda itu yang intinya di antar pacarnya nyalon pagi pagi. Kami tertawa bareng. Haduh... Gak ke ungkap kata kata deh liatnya. Tanpa sungkan mengirim pesan ke wanita separuh baya ini untuk meminta dilamar. Meminta wanita separuh baya ini menjenguknya dan membawakannya buah tangan untuknya. Sebenarnya banyak ke narsisan wanita muda itu. Sayang aku mulai bosan ngetik, tapi udah kebayangakan gimana narsisnya? Hahaha..Selamat berkhayal..
Komentar
Posting Komentar