Tuan sempurna

Rajin sholat, pandai mengaji, mempunyai pekerjaan mapan, dari keluarga baik baik, pendiam. Dia sempurna. Kata kata itu disematkan oleh  mereka yang sudah mengenalnya. Identitas itu yang mendasari orang lain untuk melakukan satu kebaikan yaitu menjodohkannya dengan seseorang yang pantas mendampinginya sampai tua nanti. Hingga terlintas orang yang di anggap pantas mendampinginya.

Dengan cara halus tentunya orang lain itu "mempromosikan" sang "sempurna" ke orang yang di anggap pantas, banyak yang mendukung orang lain ini "melanjutkan visinya". Betapa semangatnya orang lain ini seperti mendapatkan dukungan moril. Sampai dari anak orang lain yang masih kecil pun ikut ikutan menyemangati dan mendukung penuh. Banyak masukan dan juga saran untuk "calon pendamping" bagaimanapun "calon pendamping" tidak selamanya sendiri.

Sebenarnya ini kabar gembira mengingat "calon" yang akan mendampingi ini sudah lama sendiri, dan sudah terlalu sering telinganya mendengar omongan miring karena dia masih sendiri. Tapi sang "calon pendamping" ragu, apakah ini juga sependapat dengan tuan sempurna? Maksudnya apa pihak tuan sempurna itu menyetujui hal ini? Atau jangan jangan dia sebenarnya takut menolak tapi demi menyenangkan orang tuanya saja?

Dia terlalu sempurna untuk "calon pendamping" ini. "Calon pendamping" ini sangat jauh dari apa yang di miliki sang tuan sempurna. Apa yang ada di tuan sempurna tidak ada apa apanya di banding "calon pendamping". "Calon pendamping" sering bersujud di akhir sholatnya meminta apa yang terbaik untuknya karena segala sesuatu yang ada di dunia ini atas kehendakNya.

Komentar

Postingan Populer